Banjarmasin, mediaprospek.com – Pada tahun 2024 ini Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang diketuai Muzdalifah dengan anggota, Ahmad Yunani, Syahrituah Siregar, Hidayatullah Muttaqin dan Ryan Juminta Anward, melaksanakan program kegiatan Pelatihan dan Pemanfaatan Barang bekas dan Sosialisasi tentang Sirkular Ekonomi Pada Masyarakat Perkotaan Banjarmasin, Sabtu, (07/9/24).
Kegiatan tersebut merupakan kewajiban sebagai pemenang hibah dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang rutin dilakukan setiap tahun oleh LPPM ULM.
Diawali dengan sosialisasi tentang “sirkular ekonomi” yang disampaikan oleh ketua tim Muzdalifah. Kegiatan melibatkan para mahasiswa dan menghadirkan nara sumber yang bergerak di bidang ekonomi kreatif untuk memberikan pelatihan kepada Ibu-Ibu arisan PKK Komplek Meranti, Kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin.
Dengan mengusung judul “Pelatihan dan Pemanfaatan Barang bekas dan Sosialisasi tentang Sirkular Ekonomi Pada Masyarakat Perkotaan di PKK Meranti Banjarmasin”, Muzdalifah memberikan pemahaman maksud dari istilah sirkular ekonomi serta penggambaran tentang perlunya melakukan berbagai sikap yang berdampak baik bagi lingkungan. Mengingat dunia saat ini tengah mengalami kondisi krisis kesadaran ekologi.
“Pengaruh konsumerisme, yang menjadikan manusia di bumi melakukan aktivitas konsumsinya dengan semena-mena. Tentu saja hal tersebut, kemudian ditangkap sebagai suatu peluang bisnis oleh para produsen untuk meraup keuntungan yang maksimal,” kata Muzdalifah.
Kerusakan bumi pun tidak dapat dihindarkan, perubahan cuaca ekstrim baru-baru ini sering melanda kehidupan bumi akibat ketidakdisiplinan manusia dalam mengelola konsumsi. Konsep pembangunan yang selama ini ditawarkan belum sepenuhnya maksimal mengurangi perilaku yang tidak bertanggung jawab dari para konsumen maupun produsen.
“Konsep ekonomi sirkular merupakan model yang bersifat melingkar melalui prinsip 3R (Reduction, Reuse dan Recycling) model ini didesign dari product, use, end of life. Dalam hal ini, hasil produksi atau sisa konsumsi yang tidak lagi memiliki nilai dalam ekonomi sirkular diubah menjadi produk yang bisa dimanfaatkan kembali. Selain terdapat alasan ekonomis juga menjaga kelestarian dan keharmonisan ekosistem lingkungan,” jelas Muzdalifah.
Masyarakat perkotaan yang dimanjakan dengan kemudahan untuk mendapatkan semua barang dan jasa, menjadikan perilaku yang bertentangan dengan hal tersebut menjadi semakin tidak terelakan.
“Sehingga peranan akademisi untuk memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat menjadi sangat penting terutama dalam rangka mengurangi kerusakan ekologi yang semakin signifikan akhir-akhir ini,” terang Muzdalifah.
“Bentuk riil dari sosialisasi ini adalah memberikan bukti sebagai bagian dari evidence base policy yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan pemanfaatan barang bekas,” ungkap Muzdalifah.
Pada kesempatan ini ibu-ibu dan mahasiswa diberikan pelatihan membuat kerajinan tangan dalam menghias jilbab bekas.
Para peserta sangat antusias dan mengikuti kegiatan dengan penuh perhatian, serta mencoba mempraktekan arahan dari pelatih sambil sesekali bertanya jika menghadapi kendala dalam proses menghias jilbab yang mereka lakukan.
Bahan dasar dari pelatihan ini dibawa oleh peserta berupa jilbab yang tidak terpakai dari rumah masing-masing.
Hal tersebut sebagai bentuk perwujudan perilaku baik dalam menjaga kelestarian lingkungan yang mengacu kepada 3R (Reduction, Reuse dan Recycling) dan bagian dari melaksanakan sirkular ekonomi untuk menjaga kelangsungan hidup generasi di masa datang.
Terkait pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dari kegiatan ini, ada 3 IKU yang dapat dicapai sekaligus lewat kegiatan PDWA ini yaitu, IKU 1 Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak dengan indikator pencapaian. IKU ini diukur dari semakin banyak alumni yang berhasil mendapat pekerjaan yang layak atau mungkin menekuni wirausaha dan melanjutkan studi.
“Sehingga pihak kampus diharapkan tidak hanya fokus dalam menyediakan kurikulum pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuan. Tetapi juga membekali mahasiswanya dengan keterampilan yang punya nilai jual di dunia kerja atau di masyarakat. Supaya mereka tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan,” ujar Muzdalifah.
IKU 2 mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, kegiatan ini meliputi magang kerja, riset, proyek desa, pertukaran pelajar, berwirausaha dan juga lewat kegiatan mengajar. Melalui IKU ini diharapkan pihak kampus memberi fasilitas lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri.
Tidak hanya pasif di kelas namun melakukan kegiatan pembelajaran dengan model variatif dan mampu memberi bekal keterampilan yang mumpuni.
IKU 3 Dosen Berkegiatan di Luar Kampus yaitu aktivitas dosen tidak hanya di dalam kampus sendiri. Melainkan juga di luar kampus seperti mencari pengalaman dengan berhadapan langsung dengan masyarakat dan dunia industri serta mengajar di kampus lain. (Rilis/Mzr).