Foto: Alfathir Yulianda

Memorial Sang Ratu Diva Titik Puspa Antara Bing Slamet dan Mus Mualim

Jakarta, Mediaprospek.com – Sebagaimna dilansir dari detik.com hari ini, setidaknya ada dua seniman hebat di balik sukses karier Titiek Puspa sebagai The Real Diva.

Pertama adalah penyanyi, pencipta lagu, komedian, dan aktor Bing Slamet, kedua musisi jazz Mus Mualim.

Sejatinya Titiek Puspa adalah pemalu. Maklum, dia sangat ringkih. Ketika kakak-kakak dan adiknya asyik bermain di luar rumah, ia cuma bisa menyaksikannya dari balik jendela.

Satu-satunya ekspresi sekaligus hiburan yang bisa diperbuatnya adalah mendengarkan lagu-lagu di radio dan bersenandung di kamar mandi.

Ia mengumpulkan teks lagu dalam sebuah kotak khusus yang dibubuhi kata: Song Book di sampulnya.

Di setiap lagu ia tempeli foto sang penyanyi yang didapat dari koran. Ada Dean Martin, Frank SinatraSophia Loren, Bing Slamet, dan lainnya.

“Bagi saya Bing Slamet adalah penyanyi luar biasa. Ia memiliki kemampuan yang sangat dahsyat dalam melantunkan lagu. ”

“Suaranya bukan saja merdu, tapi getarannya merasuk ke hati,” tutur Titiek Puspa dalam biografi A Legendary Diva karya Alberthiene Endah yang terbit pada 2008.

Suara Bing, ia melanjutkan, menstimulasi dirinya untuk melatih teknik olah vokal dan penghayatan.

“Pengaruh terbesar yang disodorkan lagu-lagu Bing adalah …mimpi! Ya, mimpi! Membayangkan betapa asyiknya jika menjadi penyanyi betulan!”

Titiek Puspa berjumpa pertama kali dengan Bing Slamet pada 1954. Kala itu ia datang dari Semarang untuk mengikuti seleksi lomba menyanyi yang digelar RRI Jakarta.

Namun begitu mendengar ada Bing Slamet di Lapangan Ikada yang tak jauh dari Gedung RRI, Titiek nekad menemuinya untuk meminta tanda tangan.

Ia tak peduli harus menghapalkan lagu baru yang akan dilombakan. Hasilnya, Titiek dinyatakan tak lulus seleksi.

Namun pertemuan dan tanda tangan Bing lebih bermakna baginya. “Buat saya, malam itu saya sudah menang karena bisa bertemu Bing,” kilahnya.

Di kemudian hari, selama bertahun-tahun kemudian Bing dan Titiek menjadi kolega. Keduanya kerap tampil bersama, baik di panggung hiburan, radio, layar TVRI, hingga di layar perak.

Namun pada 17 Desember 1974, kabar duka itu datang. Bing berpulang ketika Titiek Puspa harus melakukan show di Singkep, Kalimantan Selatan.

“Bagi saya, Bing bukan semata artis. Ia adalah motivator, bahkan seperti Dewa buat saya. Pribadinya memancarkan kebaikan yang sulit disamai. Nyaris sempurna sebagai sahabat,” tutur Titiek Puspa.

Karena tak dapat mengantar ke pemakaman, di atas disposal bag dalam pesawat sambil berurai air mata Titiek menuangkan segenap rasa kehilangannya:

Siang itu surya berapi sinarnya / Tiba-tiba redup, langit gelap… Syair tersebut terhimpun dalam lagu bertajuk, Bing yang kemudian dipopularkan Grace Simon.

Lagu itu pula yang mengantar Grace menjuarai Festval Pop Singer 1975.

Selain menyanyi dan bermain film, dalam perjalanannya sebagai seniman Titiek Puspa juga aktif menciptakan lagu.

Total ia menciptakan sekitar 300 jugu lagu. Ada lagu yang ia lantunkan sendiri, selebihnya diminta penyanyi lain untuk mereka nyanyikan.

Beberapa yang pernah hits di antaranya Minah Gadis Dusun, Bimbi, Adinda, Satu Dia, Si Hitam, Bing, Pantang Mundur, Kupu Kupu Malam, Gang Kelinci, Jatuh Cinta, Dansa yo Dansa, Romo Ono Maling, dan lainnya.

Titiek belajar mencipta lagu dari musisi jazz kenamaan, Mus Mualim, yang kemudian menjadi suami ketiganya.

Bersama Mus kepercayaan diri Titiek tumbuh dan ketularan hasrat mencipta lagu. Dari Mus, ia punya kesadaran bahwa seorang pencipta lagu tak perlu repot-repot mencari ilham.

Sebab yang dibutuhkan adalah kepekaan terhadap rasa, berusaha mengenali masalah hidup dan bukannya berlari, serta kreativitas menata melodi.

“Mencipta lagu tidak perlu tempat khusus, kapan saja, dimana saja, asalkan saya masih melek,” katanya.

Titiek membuktikan hal itu. Ia pernah membuat beberapa lagu saat di atas becak. Juga di pesawat, bahkan di dalam toilet.

“Dari WC mama kadang berteriak – minta pulpen dan kertas,” cetus putri sulungnya, Petty Tunjungsari dalam Tempo terbitan 12 November 1977.

Mus Mualim berpulang pada 1 Januari 1990 setelah lama menderita sakit ginjal kronis.

Ini adalah pukulan besar kedua bagi Titiek setelah kepergian idola, guru, sekaligus sahabatnya, Bing Slamet.

Dia mengakui Mus Mualim yang mendewasakan dirinya dan mengenalkan arti hidup yang sebenarnya. Mus berjasa mengiringinya menapaki hidup dan karier.

“Bersama dia saya menemukan cinta sejati, bersama dia saya mendapatkan semangat mencipta lagu,” tandasnya.

(mzr/dtc)

Loading

Check Also

Alex Marquez Unggul di Sesi Latihan MotoGP Inggris 2025, Berikut Daftar Lolos dan Jadwal

Mediaprospek.com – Adik Marc Marquez, pembalap di BK8 Gresini Racing, Alex Marquez, sukses mencatatkan waktu …