Mediaprospek.com – Umat muslim di Indonesia mulai akan menjalani puasa di bulan ramadan, esok hari dan sebelum menjalani kewajiban tersebut ada baiknya mengetahui lebih dahulu syarat puasa.
Syarat puasa terbagi menjadi dua macam yakni syarat wajib puasa dan syarat sah puasa agar ibadah Ramadan berjalan lancar dan penuh pahala.
Merangkum buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadan karya Ahmad Sarwat Lc., syarat wajib puasa adalah hal-hal yang membuat seseorang menjadi wajib untuk melakukan puasa.
Bila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, puasa Ramadan tidak wajib bagi dirinya.
1. Beragama Islam
Syarat wajib puasa yang pertama adalah beragama Islam. Seluruh umat Islam diwajibkan menjalani puasa Ramadan.
2. Balig
Seorang muslim yang telah baligh diwajibkan menjalani puasa ramadan. Mereka yang belum sampai usia baligh, seperti anak kecil, tidak ada kewajiban untuk berpuasa Ramadan.
Namun orang tua wajib melatih anak untuk berpuasa sejak usianya tujuh tahun.
Dalam hadits dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perintahkan anak-anak kamu untuk mengerjakan sholat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena tidak menegakkan sholat ketika berusia sepuluh tahu. Pisahkan pula tempat tidur mereka.” (HR Abu Daud)
3. Berakal
Orang dengan gangguan kesehatan mental tidak wajib berpuasa. Hal yang sama juga berlaku pada orang yang mabuk, bila mabuknya disengaja. Namun jika mabuknya tidak disengaja, tidak wajib atasnya puasa.
4. Sehat
Orang yang sedang sakit tidak wajib berpuasa Ramadan. Namun dia wajib menggantinya pada hari lain ketika telah sembuh.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman, yang artinya “…Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan, (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain…”
Jenis penyakit yang membolehkan seseorang tidak berpuasa adalah penyakit yang akan bertambah parah bila ia tetap berpuasa.
5. Mampu
Allah SWT mewajibkan puasa Ramadan haya kepada orang yang memang masih mampu untuk melakukannya. Sementara bagi orang yang lemah atau sudah lansia, secara fisik memang tidak mungkin lagi melakukan puasa, tidak diwajibkan puasa.
6. Bukan Musafir
Orang yang dalam perjalanan tidak wajib puasa. Namun ia wajib mengganti puasa pada hari lain.
7. Suci dari Haid dan Nifas
Perempuan muslim yang sedang mendapat darah haid dan nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan bila mereka tetap mengerjakan juga dengan niat berpuasa maka hukumnya menjadi haram.
Dalam hadits dari Aisyah RA, “Kami (perempuan yang haid dan nifas) diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha sholat.” (HR Muslim)
Syarat Sah Puasa
Mengutip buku Tuntunan Puasa menurut Al Quran dan Sunah karya Alik al Adhim, syarat sah puasa adalah syarat yang harus dipenuhi agar puasa yang dilakukan seseorang itu menjadi sah hukumnya di hadapan Allah SWT.
1. Niat
Jika seseorang berpuasa wajib bulan Ramadan tapi lupa atau tidak berniat, puasanya tidak sah. Hal ini berlaku bagi puasa wajib, sementara puasa sunnah boleh berniat di siang hari.
2. Beragama Islam
Tidak sah puasa yang dilakukan oleh selain orang muslim. Apabila mereka berpuasa maka tidak mendapatkan balasan apa-apa.
3. Suci dari haid dan nifas
Wanita yang sedang haid atau nifas, bila tetap berpuasa maka puasanya tidak sah.
4. Pada hari yang diperbolehkan puasa
Bila seorang muslim melakukan puasa pada hari-hari yang dilarang, puasanya tidak sah bahkan menjadi haram hukumnya.
Beberapa hari yang diharamkan berpuasa, antara lain:
– Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal
– Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah
– Hari Tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah
– Puasa sunnah sehari saja pada hari Jumat
– Puasa pada hari Syak, yaitu tanggal 30 Syaban bila orang telah ragu tentang awal Ramadan
Rukun Puasa
Puasa memiliki dua rukun yang menjadi inti dari ibadah. Berikut rukun puasa:
1. Niat
Niat adalah azam (ketetapan) di dalam pelaksanaan perintah Allah SWT dan taqarrub (pendekatan diri) kepada-Nya. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya.”
Kedudukan niat menjadi sangat penting untuk puasa wajib, termasuk puasa Ramadan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidak berniat pada malamnya, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR Tirmidzi)
2. Imsak (Menahan)
Imsak artinya menahan dari makan, minum, hubungan seksual suami istri dan semua hal yang membatalkan puasa, dari sejak fajar hingga terbenamnya matahari.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT berfirman,
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.
(mzr/dtc)