Banjarmasin, mediaprospek.com – DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) tak main-main dalam melindungi warganya dari pangan tak layak, terutama di tengah booming jual beli online. Saat ini, Pansus II DPRD Kalsel sedang menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) “Sapu Jagat” yang akan menyatukan dua perda terpisah menjadi satu payung hukum, tentang penyelenggaraan dan keamanan pangan.
Inisiatif ini didukung penuh oleh H. Taufik Rahman, anggota Komisi II dari Fraksi PKS, yang aktif menyoroti krusialnya sosialisasi Perda Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pangan sebagai bekal awal masyarakat.
“Pembahasan Raperda “Sapu Jagat” ini direncanakan mungkin memakan waktu sekitar dua bulan, melibatkan masukan dari Kementerian Pertanian demi hasil maksimal. Namun, inti dari aturan baru ini tak sekadar di atas kertas, “ katanya kepada para jurnaslis sebagai peserta sosperd, di cape Selayang Pandang, Sabtu (11/7/25), Handil Bakti Batola.
Ia menekankan dua pilar utama, yakni kejujuran produsen dan kecerdasan konsumen. Pasalnya, dengan pasar digital yang kian luas, risiko beredarnya produk tak berkualitas atau bahkan berbahaya semakin tinggi. Inilah mengapa edukasi massal tentang pentingnya memeriksa kualitas dan membeli sesuai kebutuhan, bukan karena lapar mata, menjadi sangat vital.
H. Taufik Rahman sendiri bukan tanpa alasan mengangkat isu ini. Perhatiannya pada Perda Nomor 2 Tahun 2020 adalah cerminan kepeduliannya terhadap perlindungan konsumen di era digital.
Ia terus mengingatkan masyarakat untuk tidak berlebihan dalam membeli dan selalu waspada terhadap kualitas makanan, terutama yang “tersembunyi” di balik kemasan atau tampilan menarik online. Ini adalah seruan keras agar warga Kalsel menjadi konsumen yang melek informasi dan kritis.
Dorongan dari Taufik Rahman ini selaras sempurna dengan Pemprov Kalsel dalam menyatukan aturan pangan. Melalui harmonisasi perda yang ada dan pembangunan regulasi baru, Pemprov ingin memastikan masyarakat Kalsel memahami penuh hak mereka sebagai konsumen dan kewajiban produsen.
Ini langkah konkret Pemprov Kalsel untuk membangun fondasi pangan yang kuat, aman, berkualitas, dan mendukung kesehatan warganya di masa depan.
Menanggapi kompleksitas isu pangan ini, nara sumber dalam sosperda ini, Sri Rohyanti, S.Si, Staf Ahli Fraksi di Batola, turut memberikan pandangannya.
Ia menyoroti potensi produsen yang tidak jujur dalam menjual barang, yang tidak bagus namun mengklaimnya berkualitas, terutama ketika proses di dapur tidak terlihat oleh pembeli. “Oleh karena itu, kejujuran adalah kunci fundamental dari sisi penyedia,” ujarnya.
Di sisi lain, Sri Rohyanti juga menekankan pentingnya kecerdasan konsumen, khususnya dalam menghadapi fenomena jual beli makanan secara daring. Ia menghimbau masyarakat untuk cerdas dan bijaksana, serta mengingatkan bahwa “sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus.
” Masyarakat diminta untuk membeli sesuai kebutuhan dan tidak tergiur tawaran berlebihan. Meskipun sebagian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan, mungkin merasa aman, ia mengingatkan agar tetap ada keseimbangan dan kewaspadaan terhadap makanan yang dikonsumsi, demi kesehatan bersama,” pungkasnya. (Ais/Mzr)
![]()
MediaProspek.com