Jakarta, Mediaprospek.com – Tak dipungkiri bahwa kini makin marak berbagai modus penipuan di ponsel dan media online lainnya. Oleh karena itu, pengguna berbagai aplikasi yang diunduhnya harus waspada terus dengan kondisi tersebut.
Salah satu aplikasi yang terkenal di Indonesia yang mencapai 167 juta penggunanya pada Januari 2023 (berdasarkan data We Are Social), WhatsApp adalah platform yang sangat menarik untuk dijadikan tempat beroperasi para penipu.
Modus yang dipakai bermacam, namun salah satu yang paling populer adalah menyebarkan malware lewat file APK (format aplikasi untuk Android).
APK ini disebarkan dengan menyaru berbagai macam hal. Apa saja?
1. Modus kurir
Penipuan dengan modus ini mengaku berasal dari salah satu perusahaan ekspedisi. Pelaku mengirimkan file APK yang disamarkan dengan nama “Lihat Foto Paket”. Pengguna akan “dipaksa” untuk mengunduh dan menginstal APK tersebut.
Saat sudah diinstal, rekening korban bisa dikuras karena APK tersebut bisa dipakai untuk mencuri kode OTP yang dipakai oleh berbagai aplikasi, termasuk mobile banking.
2. File undangan nikah
Mirip dengan modus kurir, modus yang ini juga mengirimkan APK ke korbannya.
Bedanya, APK ini disamarkan dengan nama “Surat Undangan Pernikahan Digital”. Korban akan “dipaksa” untuk mengunduh dan menginstal APK tersebut.
3. Surat tilang palsu
Ada juga yang menggunakan modus surat tilang palsu, yaitu menyamarkan APK dengan nama “surat tilang-1.0”.
Lagi-lagi, saat pengguna mengunduh dan menginstal APK ini, kode OTP dari bermacam aplikasi, termasuk mobile banking bisa dicuri oleh pelaku.
4. Mencatut nama MyTelkomsel
Ini salah satu modus yang cukup baru, yaitu dengan mencatut nama aplikasi milik Telkomsel.
Saat diinstal, aplikasi itu akan meminta akses ke sejumlah hal di ponsel, misalnya foto, video, SMS, dan akses ke akun perbankan online serta fintech.
5. Pengumuman bank
Modus ini menipu pengguna dengan membuat pesan seolah-olah dari bank, yang berisikan pengumuman perubahan tarif transaksi dan transfer yang jumlahnya tak masuk akal.
Untuk menolak perubahan tarif itu, korban akan diminta untuk mengisi formulir yang bertujuan untuk mencuri data sensitif korban.
6. Quishing
Ini salah satu modus penipuan baru, yang menggabungkan kode QR dengan phishing. Korban akan dipancing untuk membocorkan informasi dan data pribadinya.
Yaitu dengan membawa korban ke situs tertentu lewat pemindaian QR dari ponsel, yang membuat pendeteksiannya sulit karena alamat situs tidak bisa terbaca langsung.
Dalam modus ini, korban akan diminta mengunduh file ke dalam ponsel dan file tersebut berisi malware.
Cara menanggulangi penipuan dengan modus quishing ini adalah dengan mengabaikan QR code yang tak jelas sumbernya.
Cara Menghindari Penipuan Online di WhatsApp :
* Jangan Unduh File APK: Hindari mengunduh file APK dari pengirim yang tidak dikenal.
* Periksa Sumber Pesan: Selalu verifikasi sumber pesan, terutama jika berisi tautan atau file yang mencurigakan.
* Aktifkan Autentikasi Dua Faktor: Mengaktifkan autentikasi dua faktor pada setiap akun dapat menambah lapisan keamanan.
* Hindari Memindai QR Code Asing: Jangan memindai QR code yang dipasang di tempat umum atau diberikan oleh orang yang tidak dikenal.
Dengan mengenali modus penipuan ini dan mengikuti langkah-langkah pencegahan, Anda dapat melindungi diri dari penipuan online yang semakin canggih dan meluas.
Tetap waspada dan jangan mudah percaya dengan pesan atau file yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal.
Biasanya, penipu akan menciptakan rasa buru-buru dan kecemasan pada calon korban dengan menyertakan pesan seperti “Pindai kode QR ini untuk memverifikasi identitas Anda atau untuk mencegah penghapusan akun Anda.” Waspadalah!
(mzr/dtc)