Jakarta, Mediaprospek.com – Kecelakaan pesawat tragis yang menewaskan total 346 orang di Indonesia dan Ethiopia pada Lion Air dan Ethiopian Airlines pada 2018 dan 2019.
Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018 yang menewaskan sebanyak 181 penumpang dan delapan awak pesawat.
Di tahun berikutnya, terjadi kecelakaan Boeing MAX lagi di Ethiopian Airlines 302 pada 10 Maret 2019 yang juga menewaskan seluruh penum pang dan kru.
Kala itu, pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 itu rencananya terbang menuju Nairobi (Kenya) membawa 149 penumpang dan delapan awak kabin, tetapi jatuh di Bishoftu, sebelah tenggara Addis Ababa.
Pada Selasa (18/6/2024), di dalam sidang dengar pendapat dengan Sub-Komite Permanen untuk Investigasi di Komite Keamanan Dalam Negeri Senat Amerika Serikat (AS), CEO Boeing Dave Calhoun meminta maaf kepada keluarga korban dari dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX tersebut.
Calhoun berdiri dan menyampaikan di hadapan para keluarga korban yang hadir dalam acara itu dan sebagian memegang foto-foto mereka yang meninggal dalam kecelakaan yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019.
Diketahui pula, Calhoun juga menghadapi keluarga John Barnett, seorang whistleblower atau pelapor Boeing yang bunuh diri pada bulan Maret pada sidang senat tersebut.
“Saya meminta maaf atas kesedihan yang telah kami timbulkan, dan saya ingin Anda tahu bahwa kami berkomitmen penuh untuk mengenang [para korban],” kata Calhoun.
Dalam sidang tersebut, Calhoun menegaskan bahwa Boeing bertanggung jawab atas sistem perangkat lunak utama yang dikembangkan Boeing, yang terkait dengan kedua insiden penerbangan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia.
Awal tahun ini, Calhoun juga memberikan kesaksian di hadapan Kongres setelah pintu pesawat Boeing 737 MAX 9 terlepas selama penerbangan dari Oregon ke California.
Sejak itu, banyak pihak mempertanyakan keamanan pesawat Boeing. Apalagi, setelah perusahaan tersebut dinyatakan gagal dalam 33 dari 89 audit yang dilakukan Administrasi Penerbangan Federal (FAA).
Seorang pelapor lainnya, Sam Mohawk, hadir dalam sidang tersebut. Mohawk bekerja sebagai penyelidik jaminan kualitas Boeing.
Dia menuduh perusahaan itu telah menyembunyikan bagian-bagian dari Boeing 737 dari FAA selama inspeksi. Calhoun memberikan pernyataan tentang sejarah keselamatan Boeing.
“Saya bangga dengan catatan keselamatan Boeing, dan saya sangat bangga dengan karyawan kami. Saya bangga dengan setiap tindakan yang telah kami ambil,” kata dia.
Senator Richard Blumenthal, ketua Departemen Investigasi Permanen, menanyai Calhoun awal tahun ini dalam sebuah rapat dengar pendapat dengan sub-komite.
Pada hari Selasa, Blumenthal mengatakan Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah memiliki cukup bukti untuk menuntut Boeing.
Para jaksa penuntut dilaporkan memiliki waktu hingga tanggal 7 Juli untuk mengajukan tuntutan kepada hakim federal. Sejak minggu lalu, FAA telah melarang Boeing untuk memperluas produksi MAX.
(mzr/dtc)