Mediaprospek.com – Penetapan takdir yang maha kuasa pada setiap makhluk jauh sebelum mereka dilahirkan, akan tetapi ternyata ketetapan Allah SWT itu ada yang masih bisa diubah seiring dengan usaha dan doa yang dilakukan.
Takdir muallaq disebut sebagai ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiar. Artinya, takdir muallaq dapat diubah ketetapannya berdasarkan usaha atau pun doa seseorang.
Merangkum buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR. KH. M. Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, dijelaskan pengertian muallaq secara bahasa berarti sesuatu yang digantungkan.
Bila ikhtiar dan usahanya sesuai dengan ketetapan Allah SWT maka dapat diartikan hasilnya memuaskan.
Jika harapan dan keinginan manusia dalam berikhtiar tersebut bersesuaian dengan kehendak (iradah) dan keinginan (masyi’ah) Allah, maka hasilnya akan memuaskan sesuai dengan keinginan manusia. Dan berlaku sebaliknya.
Sebagai seorang muslim beriman, sudah menjadi kewajiban untuk mempercayai dan meyakini adanya takdir baik dan takdir buruk.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk,” (HR Muslim).
Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang perkara takdir. Salah satunya termaktub dalam surat Ar Rad ayat 11
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَال
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Contoh Takdir Muallaq
Dalam buku Qadha dan Qadar yang ditulis Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dijabarkan berbagai contoh takdir muallaq, jika seseorang ditakdirkan sebagai orang yang paling alim pada masanya, ia tidak akan mencapai kedudukan tersebut.
Kecuali melalui usaha dan kesungguhannya di dalam belajar serta melalui tahapan-tahapan yang dapat mengantarkannya untuk mencapai kedudukan tersebut.
Contoh lain dari takdir muallaq adalah ketika seseorang ditakdirkan memiliki keturunan, ia tidak akan memperoleh keturunan tersebut.
Kecuali melalui sebab menikah atau melakukan hubungan intim. Demikian pula jika seseorang ditakdirkan akan memanen hasil pertanian, ia tidak akan memperolehnya.
Kecuali dengan cara menanam benih atau melalui sebab-sebab lain yang dapat mengantarkannya memanen hasil pertanian tersebut.
Begitu pula jika seseorang ditakdirkan kenyang maka ia tidak akan merasakannya, kecuali dengan cara makan dan minum. Begitulah yang menjadi ketetapan di dalam urusan hidup dan kehidupan.
Seseorang yang tidak mau berusaha dan hanya berpasrah diri pada takdir maka statusnya sama dengan orang yang tidak mau makan, tidak mau minum, dan tidak mau bergerak di dalam hidupnya dengan alasan pasrah terhadap takdir yang telah ditetapkan baginya.
Allah SWT telah membekali fitrah pada diri hamba-hamba-Nya yang berupa kemampuan untuk berusaha mencapai sebab-sebab yang telah ditetapkan bagi mereka di dalam kehidupan di dunia.
Tidak hanya itu, bahkan Allah SWT juga membekali fitrah yang sama pada seluruh binatang.
Tiap-tiap dari makhluk-Nya telah diberikan kemudahan untuk mencapai apa yang telah ditetapkan baginya di dunia dan di akhirat.
Namun, perlu disadari bahwa yang menyiapkan dan memudahkan semua itu adalah Allah SWT.
Abu Utsman an-Nahdi pernah berkata kepada Salman,”Sungguh terhadap permulaan urusan ini aku lebih berbahagia daripada akhirnya.”
Hal ini dapat dimaklumi karena takdir yang telah ditetapkan kepadanya sejak awal, berikut jalan kemudahan yang dipersiapkan baginya, telah digariskan oleh Allah.
Dan itu lebih membuatnya senang daripada sebab-sebab yang dapat mengantarkannya untuk mencapai takdir tersebut.
Alasannya, takdir tersebut telah sejak dulu diketahui, dikehendaki, dicatat, ditetapkan, dan dipersiapkan oleh Allah SWT untuk digapai olehnya. Jadi, semua itu merupakan karunia dan anugerah yang telah ditetapkan sejak dahulu oleh Allah SWT.
(mzr/dtc)