Mediaprospek.com – Amr bin Ash seorang yang kejam dan sangat membenci Islam, namun lewat anjuran Raja Najasyi, namun akhirnya ia pun akhirnya membela agama yang diridhoi Allah SWT.
Dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah oleh Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, nama lengkap Amr bin Ash adalah Amr bin Ash bin Wail bin Hasyim.
Dirinya biasa dipanggil Abu Abdillah dan dijuluki sebagai Fatih Mishr atau “Pembebas Wilayah Mesir” yang lahir pada tahun 50 sebelum hijriah di kota Makkah.
Ia terkenal sebagai orang yang pandai berorasi dan memiliki kemampuan keras, cerdik, dan cerdas.
Sayangnya, sebelum masuk Islam, Amr bin Ash merupakan salah satu tokoh Quraisy yang sangat membenci Rasulullah SAW dan agama yang dibawanya.
Hingga akhirnya ia mendapat hidayah dari Allah SWT dengan cara yang tidak biasa, yakni lewat seorang Raja.
Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya yang berjudul Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW menceritakan, bahwasanya Amr bin Ash awalnya merupakan seorang kafir yang kejam dan sering menyiksa para sahabat.
Bahkan, Rasulullah SAW mendoakannya agar ia dan orang-orang kafir kejam lainnya ditimpa keburukan dan memohon kepada Allah SWT agar siksa-Nya menimpa mereka.
Namun kemudian, Allah SWT menegur Nabi Muhammad SAW dengan turunnya surah Ali-Imran ayat-128-421 ayat 128 yang berbunyi,
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٢٨
Artinya: Hal itu sama sekali bukan menjadi urusanmu (Nabi Muhammad), apakah Allah menerima tobat mereka atau mengazabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.
Rasulullah SAW lalu berhenti berdoa yang buruk kepada mereka dan menyerahkan segala urusan itu kepada Allah SWT.
Ternyata Allah SWT memiliki skenario lain tentang Amr bin Ash, yang mulanya seorang yang kafir. Dia melunakkan hatinya sehingga ia bisa menerima Islam.
Amr bin Ash masuk Islam bersamaan dengan Khalid bin Al-Walid menjadi mualaf. Artinya, ia bukan merupakan para sahabat yang pertama kali masuk Islam. Peristiwa ini terjadi tidak lama sebelum Fathul Makkah.
Kisah Amr bin Ash masuk Islam sedikit unik dan berbeda, karena ia mengawali keislamannya di tangan Raja Najasyi di Habasyah.
Raja Najasyi sangat menghormati Amr bin Ash karena ia sering bolak-balik ke Habasyah untuk mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah raja.
Pada waktu terakhir kunjungan Amr bin Ash ke Habasyah untuk menghadiahi Raja Najasyi, muncul berita tentang seorang rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlak mulia di tanah Arab.
Raja Najasyi kemudian menanyakan hal ini kepada Amr bin Ash mengapa ia tidak mau mengikuti dan beriman kepada Tuhannya, padahal orang itu benar-benar utusan Allah SWT.
Awalnya Amr bin Ash ragu dengan perkataan Raja Najasyi ini. Namun, penguasa Habasyah itu kemudian meyakinkan Amr bin Ash dengan berkata,
“Benar, wahai Amr. Dengarkanlah kata-kataku, ikutilah ia. Karena, demi Allah, ia berada di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya.”
Mendengar nasihat dari Raja Najasyi ini, Amr bin Ash terketuk hatinya. Ia mulai merasakan hidayah masuk ke relung hati dan pikirannya.
Tanpa menunggu lama, ia kemudian bergegas mengarungi lautan untuk kembali ke Makkah, lalu melangkahkan kakinya menuju Madinah, tempat di mana Rasulullah SAW berada.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah, yang ternyata juga mempunyai tujuan yang sama, yakni berbaiat kepada Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW melihat kedatangan ketiga orang tersebut, wajah beliau berubah menjadi berseri-seri, lalu beliau berkata,
“Makkah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita.”
Khalid maju terlebih dahulu untuk berbaiat. Kemudian Amr menyusul dan berkata,
“Wahai Rasulullah. Aku akan berbaiat kepadamu dengan syarat Allah mengampuni dosa-dosaku yang terdahulu.”
Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Amr, berbaiatlah, karena Islam menghapus dosa-dosa yang sebelumnya.”
Demikian kisah Amr bin Ash masuk Islam. Ia akhirnya berbaiat dan sejak itu mendedikasikan kecerdikan dan keberaniannya kepada agamanya yang baru.
(mzr/dtc)