Mediaprospek.com – Sebagaimana diketahui, PT PLN (Persero) memastikan mengganti semua meteran listrik konvensional menjadi smart meter berbasis advanced metering infrastructure (AMI).
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, penerapan smart meter AMI dimaksudkan untuk meningkatkan akurasi dan perhitungan kWh meter.
“Dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan,” kata Prasodjo dikutip dari Kompas.com, Senin (11/12/2023) lalu.
Pihaknya memastikan, penggantian meteran listrik konvensional menjadi smart meter AMI tidak dipungut biaya alias gratis.
Hingga Oktober 2023, smart meter AMI telah diterapkan di delapan provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan Tenggara dan Barat, serta Bali.
Lantas, apakah penggantian meteran listrik konvensional menjadi smart meter mengubah biaya tagihan listrik per Kwh?
Biaya listrik per Kwh dengan smart meter AMI Sejumlah pelanggan PLN yang telah berganti dari meteran konvensional ke smart meter AMI mengaku mengalami perubahan biaya tagihan.
“Sejak diganti meteran listriknya, kenapa tagihan jadi naik ya, dan lagian petugas yang catat meteran masih datang,” ungkap Ed* Ra*****.
“Saya domisili di Jakarta Barat, sudah diganti meteran dengan digital seperti di berita ini, yang pasti tagihan naik sekitar 10% dibanding pakai meteran lama,” kata R****** S********.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, Kompas.com menghubungi Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto pada Selasa (12/12/2023).
Gregorius memastikan, transformasi penggunaan meteran konvensional menjadi smart meter AMI tidak mempengaruhi biaya tagihan listrik per Kwh.
“Secara teknis, pengukuran penggunaan listrik dengan smart meter AMI sama dengan kWh meter sebelumnya. Penggunaannya pun telah melalui standarisasi dan pengujian pihak yang berwenang,” kata dia.
Bagi pelanggan PLN yang mengalami perubahan biaya tagihan listrik usai mengganti meteran lama dengan smart meter AMI, hal itu bukan karena biaya tagihan listrik menjadi naik.
Menurut PLN banyak faktor yang menyebabkan biaya tagihan listrik mengalami lonjakan, seperti peningkatan penggunaan, meteran lama tidak berfungsi dengan baik, dan sebagainya.
Untuk memastikan penyebab biaya tagihan listrik melonjak, masyarakat bisa mendatangi kantor PLN terdekat untuk meminta history pemakaian.
Penggunaan smart meter AMI merupakan inovasi untuk meningkatkan pelayanan tenaga listrik di Indonesia.
Smart meter AMI adalah alat pengukur penggunaan listrik yang dilengkapi sistem komunikasi digital yang lebih canggih.
Menurut Greg, penerapan smart meter AMI justru memberikan banyak manfaat dalam peningkatan akurasi dan transparansi perhitungan KWH meter.
Secara bertahap, dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan melalui aplikasi PLN Mobile.
Penggunaan smart meter AMI juga membuat pola layanan lebih fleksibel karena pelanggan bebas memilih layanan pascabayar atau prabayar.
Di sisi lain, PLN dapat mempercepat recovery time apabila terjadi gangguan listrik dikarenakan dapat terdeteksi oleh sistem secara realtime.
“Melalui penggunaan smart meter AMI, pembacaan meter yang sebelumnya dilakukan secara manual (door to door) oleh petugas, kini bisa dilakukan secara digital, sehingga lebih akurat serta privasi pelanggan akan lebih terjaga,” ungkap Greg.
Penerapan smart meter berbasis AMI juga membawa banyak manfaat, di antaranya, pembacaan data meter secara real time dan dilakukan dari jarak jauh sehingga tidak diperlukan lagi pembacaan meter ke lokasi
Petugas hanya akan datang ke rumah pelanggan untuk melakukan pemeliharaan atau pengecekan fisik apabila ditemukan data anomali atau gangguan pada media komunikasi dan smart meter.
PLN secara resmi telah mengumumkan tarif listrik yang berlaku mulai 1 Desember 2023. Berikut rinciannya:
Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh
Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh
Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh
Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh
Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh
Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh
Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh
Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh
Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh
Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh
Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh
Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh
Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.
(mzr/kcm)