Jakarta, Mediaprospek.com – Usai gencatan senjata, perang Israel Vs Hamas Palestin kembali pecah dan memakan korban puluhan orang tewas sejak 24 November.
Padahal, jeda pertempuran selama tujuh hari, diperpanjang dua kali dengan terjadinya pertukaran puluhan sandera yang ditahan Hamas Palestin di Jalur Gaza dengan ratusan tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Gencatan senjata itu juga memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Namun, Gencatan senjata pun berakhir pada Jumat (1/12/2023) pagi waktu setempat.
Sejumlah wilayah Jalur Gaza dilaporkan kembali dihujani serangan udara dan artileri Israel.\ yang sedikitnya 29 orang tewas akibat rentetan serangan terbaru Israel terhadap Jalur Gaza.
Seperti dilansir AFP, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, menyampaikan korban tewas itu termasuk 10 orang yang tewas akibat serangan di Al-Maghazi.
Kemudian sembilan orang tewas di Rafah yang ada di bagian selatan, dan lima orang tewas di area Gaza City yang ada di bagian utara. Namun, tidak disebutkan lebih lanjut lokasi tewasnya lima korban lainnya.
Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan adanya roket yang ditembakkan ke wilayah Israel.
Militer Israel mengatakan sekitar satu jam sebelum gencatan senjata dijadwalkan berakhir, sistem pertahanan udaranya mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
“Hamas telah melanggar jeda operasional, dan sebagai tambahan, melancarkan serangan terhadap wilayah Israel,” sebut militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir AFP.
Tidak diketahui secara jelas apakah roket itu diluncurkan oleh Hamas atau kelompok militan lainnya di Jalur Gaza. Tidak ada laporan korban jiwa akibat serangan roket itu.
Israel Teror Jalur Gaza
Militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir Al Jazeera, mengonfirmasi jet-jet tempurnya saat ini menyerang target-target teror Hamas Palestin di Jalur Gaza.
Sejumlah gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam pekat menjulang ke udara dari area kamp Jabalia yang padat di wilayah Jalur Gaza bagian utara.
Warga Palestina menyebut militer Israel menyebarkan selebaran di wilayah Jalur Gaza bagian selatan, saat serangan kembali berlanjut. Selebaran itu berisi imbauan agar warga Palestina mengungsi dan meninggalkan rumah-rumah mereka di area timur kota Khan Younis.
Seperti dilansir Al Arabiya, selebaran itu mengisyaratkan bahwa militer Israel sedang bersiap untuk memperluas serangannya.
Ratusan ribu orang telah meninggalkan wilayah Jalur Gaza bagian utara pada awal-awal perang, dengan banyak dari mereka berlindung di Khan Younis dan kota-kota lainnya di bagian selatan daerah kantong Palestina tersebut.
Laporan Al Jazeera, yang mengutip seorang jurnalis bernama Hind Khoudary yang melaporkan dari Khan Younis, menyebut bahwa warga sipil diimbau oleh militer Israel untuk mengungsi ke arah selatan menuju Rafah — yang berbatasan dengan Mesir.
Namun imbauan itu membuat bingung warga karena Rafah juga menjadi target serangan terbaru Israel.
Qatar Kembali Negosiasi
Kementerian Luar Negeri Qatar mengungkap saat ini sedang berlangsung negosiasi antara Israel dan Hamas untuk memperbarui gencatan senjata.
Diberitakan Al Arabiya dan AFP, kementerian tersebut mengatakan gempuran Israel terhadap Gaza yang berlanjut telah mempersulit upaya mediasinya.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran telah dimulai kembali setelah Hamas ‘melanggar’ gencatan senjata.
“Setelah dimulainya kembali pertempuran, kami menekankan: Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang: Membebaskan para sandera, melenyapkan Hamas dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan.
(mzr/dtc)