Unjuk rasa berhari-hari di Ghana karena krisis ekonomi. (Foto: REUTERS/Francis Kokoroko)

Krisis Ekonomi, Ghana Pun Dinyatakan Bangkrut dan Menyusul 24 Negara Ini, Indonesia Bagaimana?

Denpasar, Mediaprospek.com – Akhirnya, Pemerintah Ghana resmi mengajukan bangkrut setelah gagal membayar utang miliaran dolar kepada kreditur internasional sejak Desember 2022.

Padahal, sebelumnya Presiden Ghana Nana Akufo-Addo telah meminta bantuan IMF atau dana moniter internasional, namun bantuan sebesar US$ 3 miliar itu tak mampu menjawab masalah ekonomi di negara itu.

Selain Ghana, masih ada 24 negara lagi yang terancam bangkrut. Mesir, Argentina, dan Brasil adalah tiga negara yang masuk dalam ‘daftar tunggu’ negara yang di ambang kebangkrutan. Untung saja Indonesia belum termasuk terancam bangkrut.

Dilansir dari detikFinance, ini bukan kali pertama suatu negara dinyatakan bangkrut karena gagal bayar utang. Nasib sama dialami Sri Lanka pada 2022 yang dinyatakan bangkrut usai gagal memenuhi kewajiban.

Pemerintahan Sri Lanka diberi masa tenggang 30 hari untuk menutupi bunga yang belum dibayar US$ 78 juta, namun gagal membayarnya.

Data Bloomberg 2022 yang dilaporkan Visual Capitalist, Sabtu (30/9/2023), terdapat daftar 25 negara yang terancam gagal bayar utang. Ghana ada di dalam daftar tersebut.

Bloomberg menggunakan empat metrik untuk menghitung kerentanan suatu negara terhadap risiko gagal bayar utang.

Keempatnya adalah imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, Beban bunga sebagai persentase PDB, dan Utang pemerintah sebagai persentase PDB.

Daftar 24 Negara selain Ghana yang terancam bangkrut:

1. El Salvador
2. Tunisia
3. Pakistan
4. Mesir
5. Kenya
6. Argentina
7. Ukraina
8. Bahrain
9. Namibia
10. Brasil
11. Angola
12. Senegal
13. Rwanda
14. Afrika Selatan
15. Kosta Rika
16. Gabon
17. Maroko
18. Ekuador
19. Turki
20. Republik Dominika
21. Ethiopia
22. Colombia
23. Nigeria
24. Meksiko

Sebelumnya, dilaporkan pemerintahan Presiden Nana Akufo-Addo tak punya pilihan lain selain menyetujui pinjaman US$ 3 miliar atau Rp 46,50 triliun (kurs Rp 15.500) dari Dana Moneter Internasional atau IMF.

Dikutip dari Africa Business Insider, krisis Ghana berdampak sangat luas bagi perekonomian negara. Banyak kontraktor memberhentikan karyawan sehingga menambah jumlah pengangguran.

Emmanuel Cherry, kepala eksekutif sebuah asosiasi perusahaan konstruksi Ghana mengungkap kewajiban yang harus dibayar pemerintah kepada kontraktor 15 miliar cedi, atau US$ 1,3 miliar. Angka tersebut belum termasuk bunga.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah Ghana berutang kepada produsen listrik independen sebesar US$ 1,58 miliar. Ancaman pemadaman listrik kini meluas.

“Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini adalah kali ke-17 Ghana terpaksa meminta dana tersebut sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957.”

“Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi,” tulis data yang dilaporkan Business Insider.

(mzr/dtc)

Loading

Check Also

Pelanggan PLN Wajib Tahu Soal Denda Bila Bayar Listrik Setelah Tanggal 21

Mediaprospek.com – Sebagaimana peraturan yang berlaku, tentu pengguna listrik pascabayar yang terlambat membayar tagihan listriknya …