Jakarta, Mediaprospek.com – Setiap tanggal 1 bulan Syawal menurut kalender Hijriah adalah merupakan Idul Fitri atau Lebaran yang merupakan salahsatu hari raya umat Islam usai melaksanakan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Maknanya berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa, yakni menjadi manusia yang bertakwa. Berasal dari Bahasa Arab Id yang artinya kembali dan fitri yang artinya suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.
Dengan demikian, Idul Fitri ialah kembali kepada fitrah manusia yang suci dengan mengikuti petunjuk Islam yang benar dan sesuai syariat akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya.
Muhammad Shokeh dalam bukunya Etos Diaspora Muslim Indonesia: Haji dan Kesadaran Sejarah menyebutkan Idul Fitri dirayakan umat Islam pertama kali selepas Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah.
Dalam pertempuran tersebut, umat Islam berhasil meraih kemenangan. Sebanyak 319 kaum muslimin harus berhadapan dengan 1000 tentara dari kaum kafir Quraisy.
Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan sekaligus, yakni keberhasilan mengalahkan kaum kafir dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.
Menurut sebuah riwayat, Rasulullah dan para sahabat menunaikan sholat Id pertama dengan kondisi luka-luka yang masih belum pulih sepulang berperang.
Mengutip buku Nikmatnya Shalat: Kisah Para Pencari yang ditulis oleh Ahmad Rofi Usmani, Idul Fitri (dan Idul Adha) mulai dilaksanakan Rasulullah SAW dan kaum muslim selepas beliau hijrah ke Madinah. Sejak itu juga, sholat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan.
Adapun dua hari raya tersebut sejatinya sebagai pengganti dua hari raya yang diramaikan oleh masyarakat jahiliyah yaitu hari raya Nowruz dan hari raya Mehregan. Dalam buku Stimulant Langit Saat Idul Fitri oleh Ustadzah Dr. Nurul Hikmah, M.A, disebutkan bahwa ritual tersebut merupakan peninggalan dari masyarakat Persia Kuno.
Masyarakat jahiliyah menjadikan keduanya sebagai ajang untuk unjuk kekayaan tiap kabilah dan memamerkan kekuatan dan kebolehan dalam berbagai bidang.
Pada hari raya tersebut mereka menggelar pesta pora dan menyelenggarakan aneka ragam pertunjukan mulai tarian perang, tarian ketangkasan, perlombaan memanah, pacuan kuda, dan nyanyian dengan menyajikan hidangan lezat dan minuman memabukkan.
Setelah Islam datang sebagai rahmat, yang diadakan bukan lagi pamer kekayaan dan kekuatan melainkan takbir, tahmid, sholat Id, perasaan kasih sayang terhadap kaum miskin, dan saling memaafkan sebagai wujud dari ketakwaan.
Hal itulah yang menjadikan pembeda antara hari raya masa jahiliyah dengan hari raya pada masa Islam.
Ilustrasi Sholat Idul Fitri. (net)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: ‘Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.'” (HR Abu Dawud dan An Nasa’i)
Rasulullah mengganti dua hari tersebut dengan tujuan agar umat Islam mempunyai tradisi yang lebih baik dan sejalan dengan apa yang disyariatkan oleh Allah. Hal tersebut juga untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang sia-sia atau tidak bermanfaat seperti pesta pora dan mabuk-mabukan.
Adapun Imam Al Baihaqi dalam kitabnya As Sunanul Kubra memuat bunyi haditsnya secara jelas. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membangun negeri kaum ajam (selain Arab), kemudian meramaikan hari-hari Nowruz dan Mehregan mereka, serta meniru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat.” (Juz 9 halaman 234).
Itulah sejarah hari raya Idul Fitri yang selalu disambut dan dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Selain menjadi hari kemenangan, memeriahkan Idul Fitri dengan berbagai amalan juga menjadi bentuk rasa syukur Rasulullah dan umatnya kepada kebesaran dan kasih sayang Allah SWT.
(mzr/dtc)