ASITA Kalsel Dukung Tala  Benahi Objek Wisata

(Foto/Ist)

Pelaihari,  mediaprospek.com – Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kalimantan Selatan mendukung penataan kembali sejumlah objek wisata di Kabupaten Tanah Laut. Penataan menuju destinasi unggulan dan mensukseskan Wonderfull Indonesia, dilakukan setelah sejumlah objek wisata di kabupaten yang dipimpin H.Sukamta dibuka kembali pasca pandemi covid-19. Langkah Pemkab Tala membuka kembali destinasi wisata ini dinilai menggeliatkan kembali industri pariwisata dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah setempat. Terlebih beberapa objek wisata  mulai Hutan Raya Kota, Taman Anggrek, Air Terjun Bajuin, pantai Takisung, Batakan, Asmara hingga pantai Turki juga sudah bisa menerapkan protokol kesehatan.

Dibukanya kembali sejumlah objek wisata unggulan di Tala sendiri, diapresiasi ASITA Kalsel. Karena menggairahkan kembali wisatawan untuk berkunjung ke bumi Tuntung Pandang. Apalagi keindahan alam dan sejumlah pantainya tidak kalah dengan pantai wisata lainnya di tanah air.Hanya saja organisasi para praktisi usaha pariwisata ini meminta Pemerintah Kabupaten Tanah Laut ini, terus membenahi objek wisatanya, mulai perbaikan infrastruktur, penataan parkir sekitar lokasi wisata, penyambutan wisatawan yang berkunjung, hingga sentra oleh-oleh yang menarik.

“ Yang terpenting adalah menomorsatukan protokol kesehatan dan membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran covid-19. Selanjutnya pembenahan itu dilakukan sesuai dengan kemampuan anggaran namun disertai semangat menjadikan Tanah Laut ini destinasi yang menasional, sehingga wisatawan pun tak hanya lokal namun juga datang dari daerah lainnya di nusantara ke Tala.” Terang Hj.Siti Aisyah, Sekretaris ASITA Kalsel, saat melakukan survey destinasi wisata dan menggelar pertemuan khusus dengan Dinas Pariwisata Tanah Laut, di Pelaihari, Kamis siang (02/07/2020).

Senada dengan itu, Hj.,Dewi Restiana dan Hj.Jamilah, praktisi biro perjalanan wisata yang juga anggota ASITA Kalsel, berharap Dinas Pariwisata  Tala terus meningkatkan kemampuan atau kapasitas pengelola wisata, termasuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Mereka yang berada di garis terdepan ini diminta terus membekali diri untuk menyambut kedatangan wisatawan. Karena memberikan pelayanan dengan baik dan profesional, tanpa harus meninggalkan kearifan budaya lokal, menjadi program yang mampu mendongkrak kemajuan pariwisata di daerah.

“ Kemampuan para Guide lokal pun menjadi catatan, agar mereka bisa menambah pengetahuan serta wawasan lagi. Sehingga wisatawan yang datang selalu disuguhi informasi seputar wisata disini.Misalnya tentang legenda Batu Bajanggut, Pulau Datu hingga Sentra pembuatan arang yang melegenda di Desa Ranggang,” ujar Dewi yang juga penggemar wisata anggrek ini.

Setelah sempat tutup akibat pandemi, sejumlah tempat wisata di Kabupaten Tanah Laut mulai dibuka kembali. Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut, Dahnial Kifli, didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Ismail Fahmi, menyambut baik dukungan para pelaku usaha wisata yang tergabung dalam ASITA Kalsel. Sejauh ini Tanah Laut sendiri sudah membuka lima destinasi unggulan, mulai Air Terjun Bajuin, pantai Takisung hingga pantai Asmara.Pembukaan objek wisata sendiri dilakukan setelah pihaknya berkonsultasi dengan tim Gugus Kerja Percepatan Penanganan Covid-19 Tala, dan rekomendasi perizinan dari kepolisian dan aparat desa setempat.

“ Kebijakan ini juga ada keterkaitan dengan persiapan New Normal, namun kami rapatkan juga dengan pengelola objek wisata, termasuk konsultasi dengan Bapak Bupati Tala.Nah hasil kesepakatan itu diantaranya adalah membukanya sejumlah objek wisata unggulan, namun mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Jadi warga atau pun pengunjung harus menjaga jarak, menggunakan masker dan  dan rajin mencuci tangan. ” jelas Dahnial Kifli, usai menggelar pertemuan khusus dengan Tim ASITA Kalsel, Kamis Siang (02/07/2020).

Selain lima destinasi unggulan , Tala sendiri menurut Dahnial, juga mengembangkan ekowisata berwawasan lingkungan, yakni konservasi Bekantan di desa Panjaratan. Meskipun belum ramai namun diharapkan kawasan ini menjadi pusat edukasi dan penelitian terkait habitat kera belanda yang bernama latin Nasalis Lavartus. Kawasan konservasi ini ditata untuk menjaga keberlangsungan ekosistem di destinasi wisata yang terkenal sebagai ikonnya Kalimantan Selatan. Pihaknya sendiri meminta pengelola ekowisata tersebut harus betul-betul menjaga ekosistem yang ada di dalamnya. (***)

Check Also

BI Kalsel Genjot Ekspor dan Percepat Penurunan Stunting di Hulu Sungai Utara

BI Kalsel Genjot Ekspor dan Percepat Penurunan Stunting di Hulu Sungai Utara Peresmian griya eceng …