Teddy Herianto Rabu sore (10/06/2020), traveler sekaligus pendaki asal Banjarmasin tiba di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, langsung sujud sukur.(Foto/Ist)
Banjarbaru – Harapan Teddy Herianto bisa kembali ke kampung halaman, setelah terjebak lockdown di Nepal, kesampaian sudah. Rabu sore (10/06/2020), traveler sekaligus pendaki asal Banjarmasin tiba di Bandara Internasional. Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru.
Lelaki ini pun tak kuasa menahan haru saat pesawat Garuda Indonesia mendarat mulus. Begitu keluar di pintu terminal kedatangan, Teddy Herianto langsung melakukan sujud syukur. Air mata Teddy sendiri sempat menetes, saat memanjatkan doa syukur bisa pulang dengan selamat dan sehat ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
“ Hanya satu kata yang bisa dipanjatkan, syukur Alhamdulillah bisa kembali pulang ke Kalimantan Selatan..Terima kasih doa warga Kalsel , terima kasih Bapak Walikota Banjarmasin, Pa haji Ibnu Sina yang bekerja keras melobi kesana-sana kemari memulangkan warganya kembali….saya terharu,” ucap Teddy Herianto dengan mata berkaca-kaca, usai sujud syukur di halaman Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Rabu sore (10/06/2020).
Teddy yang datang dijemput teman sekantornya, memilih tidak pulang ke rumahnya di Banjarmasin. Bahkan lelaki yang merupakan penggiat Gowes Banua ini rela tidak bertemu istri dan anaknya dulu. Ia memutuskan melakukan karantina mandiri di salah satu pondok peristirahatan di Banjarbaru.
Meskipun serangkaian test kesehatan sejak di Kathmandu, Nepal, dilanjutkan ke Doha, Amsterdam hingga Jakarta, seperti Rapid Test dan Swab dengan PCR, hasilnya negatif, Teddy memilih karantina sebagai antisipasi dan jaga-jaga setelah melakukan perjalanan jauh dari luar negeri.
Hal ini diamini sang istri, Norsidah, yang hanya menyaksikan kedatangan suami tercinta lewat video call. Norsidah sendiri mengaku ia bersama anaknya rindu teramat dalam dengan pria yang dikenal penggemar olahraga adventure ini. Keputusan suaminya tidak pulang ke dulu ke rumah dan memilih karantina mandiri selama 14 (empatbelas) hari, sangat ia dukung, demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“ Kami rindu Bapak . Tapi Bapak anak-anak minta karantina dulu, sesuai protokol kesehatan covid-19. Mohon doanya aja mudahan sehat semuanya,” ujar Norsidah yang telah menyiapkan makanan kesukaan sang suami.
Teddy Herianto sendiri pulang duluan ke Banjarmasin, setelah mengikuti program repatriasi mandiri, dengan biaya yang terbilang mahal. Mengingat KBRI Dhaka belum bisa melakukan repatriasi WNI karena biaya, Teddy pun berusaha untuk mencari penerbangan dengan biaya sendiri.
Setelah kurang lebih 70 hari menunggu, alhasil Teddy bisa melakukan perjalanan pulang dibantu oleh salah seorang temannya yang juga treveler asal Jakarta. Teddy melakukan penerbangan dengan biaya mandiri pada 6 Juni. Lantaran terkendala satu orang rekannya asal Banjarmasin, Adi Murdani, memilih tak ikut dan menunggu perkembangan selanjutnya dan koordinasi dengan pihak KBRI di Dhaka.
“ Saya pun tetap berharap teman dan sahabat saya, Adi Murdani dalam waktu dekat juga bisa dipulangkan ke tanah air. Karena kesulitan dan belum berhasilnya upaya KBRI karena mahalnya biaya bila di tanggung mandiri. maka belum bisa di Repatriasi WNI yang lainnya. Tapi saya selalu mendoakan, kawan-kawan lainnya bisa kembali ke tanah air dengan selamat,” harapnya. (***)