Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov. Kalsel Amanlison Sembiring (nomor dua dari kiri). (foto/Humas BI/Ist)
Banjarmasin, mediaprospek.com–Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov. Kalsel Amanlison Sembiring didampingi Kepala Grup Advisory Ekonomi Keuangan dan Pengembangan Ekonomi, Rahmat Dwisaputra, Ekonom Ahli Tim Pengembangan Ekonomi, Dadi Esa Cipta, Ekonom Ahli Koordinator Asesmen Ekonomi dan Keuangan Regional, Donni Fajar Anugrah, Kepala Divisi SP,PUR dan Layanan Administrasi, R. Bambang Setyo Pambudi, pada acara “Bincang Bersama Media” Banjarmasin, pada jumat (5/06/2020), secara live streaming via youtube mengatakan, Kalimantan Selatan pada bulan Mei lalu mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm), deflasi 0,06% (ytd) dan inflasi 1,03% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi Kalimantan yang mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm), inflasi 0,60% (ytd) dan 1,35% (yoy).
Sedangkan inflasi nasional pada Mei 2020 sebesar 0,07% (mtm), 0,90% (ytd) dan 2,19% (yoy). Terdapat tiga kota penghitung inflasi di Kalimantan Selatan, yaitu Banjarmasin, Tanjung dan Kotabaru. Pada Mei 2020, inflasi bersumber dari seluruh kota penghitung inflasi yaitu Kota Banjarmasin inflasi sebesar 0,11% (mtm), Kota Tanjung inflasi sebesar 0,10% (mtm) dan Kotabaru inflasi sebesar 0,28% (mtm).
Menurut Amanlison, berdasarkan kelompoknya, inflasi Kalimantan Selatan terutama bersumber dari kelompok kesehatan sebesar 0,44% (mtm), diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,41% (mtm) serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm).
“Berdasarkan komoditas pendorong inflasi, utamanya bersumber dari bawang merah, daging ayam ras, beras, pepaya dan ikan patin. Adapun komoditas yang menahan inflasi dengan andil terbesar adalah telur ayam ras, gula pasir, bawang putih, ikan gabus dan semangka,” kata Amanlison.
“Pencapaian inflasi Kalsel sampai pada bulan Mei tersebut lebih rendah dibanding sasaran inflasi nasional 2020 sebesar 3,0±1%. Namun demikian inflasi Kalimantan Selatan dikeseluruhan tahun 2020 diprakirakan terkendali sesuai sasaran inflasi nasional yaitu 3,0±1%,” ujar Amanlison.
Data Pasokan Pangan Kalimantan Selatan ( bulan Juni 2020) secara umum
Amanlison menjelaskan, pasokan pangan di Kalsel masih terkendali dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kelangkaan terjadi untuk bawang merah akibat keterbatasan pasokan sehingga harga meningkat.
Di sisi lain meskipun pasokan beras unggul mencukupi seiring masuknya musim panen, namun khusus Kalsel perlu diwaspadai preferensi masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi beras lokal yang dapat memicu kenaikan harga beras.
Berdasarkan konfirmasi dengan instansi terkait, Amanlison memaparkan, data pasokan pangan tercatat sebagai berikut:
- Beras : Pasokan beras mencukupi sejalan dengan panen beras unggul. Posisi pasokan secara umum dapat memenuhi kebutuhan hingga lebih dari satu tahun dan beras tersebut akan didistribusikan ke wilayah lain, utamanya Kaltim dan Kalteng.
- Minyak Goreng : Berdasarkan informasi dari instansi terkait, pasokan minyak goreng secara umum cukup dan dapat memenuhi kebutuhan hingga satu tahun ke depan.
- Gula Pasir : Harga berangsur normal seiring dengan bertambahnya pasokan. Pasokan gula pasir masih terus diperkuat melalui tambahan pasokan dari Lampung.
- Tepung Terigu : Pasokan tepung terigu mulai menipis.
- Bawang Merah : Pasokan bawang merah cenderung defisit akibat minimnya pasokan dari sentra produksi yakni Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat yang mengalami gagal panen.
- Bawang Putih : Ketersediaan pasokan menipis, namun pengiriman dari Surabaya dan Jakarta terus dilakukan sehingga harga cenderung berangsur normal.
- Daging Ayam Ras : Pasokan dalam keadaan surplus walaupun mulai mengalami penurunan. Permintaan yang mulai meningkat berdampak pada kenaikan harga.
- Telur Ayam Ras : Posisi sebanyak 3.632 ton yang dapat mencukupi hingga 3 bulan ke depan.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalsel telah melakukan berbagai upaya dengan mengacu pada kerangka 4K untuk menjaga kebutuhan masyarakat dan kestabilan harga, seperti :
- Keterjangkauan Harga : Kab. Balangan – Monitoring harga sembako secara rutin di beberapa pasar tradisional. Kab. Tanah Bumbu – Pendistribusian 140 paket Pangan Murah melalui TTI-Keliling ke masyarakat Desa Bunati (Dinas Ketahanan Pangan). Kab. Hulu Sungai Selatan – Tim TPID dari Dinas Pertanian melakukan survei harga dalam rangka monitoring harga dan stok padi dan gabah di tingkat produsen.
- Ketersediaan Pasokan : Kab. Hulu Sungai Selatan – Penyerahan alat tangkap ramah lingkungan kepada masyarakat eks-penyetrum ikan untuk meningkatkan hasil tangkapan di perairan umum. Kab. Tapin – Bp. Bupati Tapin beserta Kepala Dinas Pertanian menyerahkan bibit unggul kepada kelompok tani untuk mendorong peningkatan produksi. Kegiatan ini merupakan salah satu program TPID untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan.
- Kelancaran Distribusi : Kab. Tabalong – Koordinasi Dinas Ketahanan Pangan dan PERUMDA untuk menyalurkan bawang merah dan beras lokal ke E-warung untuk menahan kenaikan harga bawang merah.
- Komunikasi Efektif : Kab. Hulu Sungai Selatan – Melakukan rapat pemantauan stok dan ketersediaan bahan pangan di Pasar Kandangan untuk penyusunan data kebutuhan dan ketersediaan bahan pokok penting (bapokting) Kab. Tanah Laut – Penyampaian hasil survey harga pangan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan serta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan melalui radio dan Media Sosial Kabupaten Tanah Laut kepada masyarakat.
- Digitalisasi UMKM dan Pengembangan Ekonomi Syariah
Dalam rangka mendorong percepatan pemulihan UMKM dan pengembangan ekonomi syariah di Kalimantan Selatan, Amanlison, menjelaskan, KPw BI Prov. Kalsel telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
- UMKM Digital : Melakukan pelatihan online serta monitoring/pendampingan pasca pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas, serta melakukan kurasi UMKM terpilih untuk seleksi IKRA (Industri Kreatif Syariah).
- UMKM Care Center : Mendorong instansi/dinas terkait untuk membentuk UMKM Care Centre sebagai media konsultasi, pendampingan, dan memfasilitasi UMKM dengan lembaga keuangan, serta perlunya pembentukan aggregator untuk menyerap produk UMKM.
- UMKM Connect : Program yang menghubungkan UMKM dengan pelanggan (masyarakat) untuk mempromosikan produk-produk UMKM, meningkatkan akses pemasaran UMKM sebagai upaya menjaga kinerja UMKM melalui :
– Mendorong penyelenggaraan bazaar virtual produk kuliner selama 24 hari dengan menggunakan momentum Ramadhan (bekerjasama dengan TPID dan SKPD terkait).
– Mendorong UMKM untuk Go Online bekerjasama dengan dinas/instansi terkait, asosiasi UMKM dan Marketplace.
– Melakukan pelatihan online bekerjasama dengan satuan kerja terkait di KPBI serta monitoring/pendampingan pasca pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas, melakukan kurasi UMKM terpilih untuk seleksi IKRA (Industri Kreatif Syariah).
Selanjutnya, kata Amanlison, dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi dan UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan, KPwBI Prov. Kalsel telah melakukan :
Pelatihan virtual seperti budidaya ikan air tawar dan hidroponik di lahan yang terbatas, serta penyaluran Program Sosial Bank Indonesia berupa sarana dan pra-sarana produksi (saprodi).
Pelatihan keuangan kepada UMKM, serta pembukaan akses pasar baik ekspor maupun lokal, bekerjasama dengan Kantor Pusat Bank Indonesia dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Luar Negeri (Jepang dan Singapura).
Mendorong pembentukan aggregator oleh lembaga/institusi pemerintah daerah seperti Dekranasda, BUMD dll untuk membantu penyerapan, pemasaran dan publikasi produk UMKM secara lebih struktural dan masif.
Melakukan webinar Blueprint Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam rangka mendorong optimalisasi potensi ekonomi dan keuangan syariah di Kalimantan Selatan (keuangan, food, fashion, integrated farming dan wisata halal).
Melalui webinar diharapkan potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kalsel dapat dioptimalkan baik oleh akademisi, praktisi, tokoh masyarakat, mahasiswa/i dan pesantren serta penggerak ekonomi syariah di Kalimantan Selatan.
- Distribusi Uang Tunai selama Puasa dan Idul Fitri serta Kebijakan Sistem Pembayaran di Masa Pandemi COVID-19 Layanan Penukaran Uang Tunai di Ramadhan dan Idul Fitri 2020
Selain itu Amanlison menuturkan, KPwBI Prov. Kalsel senantiasa menjaga kecukupan uang tunai untuk kebutuhan puasa dan lebaran, di samping terus mendorong penggunaan transaksi non tunai.
“KPw BI Provinsi Kalsel telah menyediakan uang tunai Rp 2,805 T (terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp 2,54 T dan Uang Pecahan Kecil (UPK) Rp 258 M) guna menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2020, kata Amanlison.
“Namun demikian realisasi uang tunai selama Ramadan dan Idul Fitri tahun 2020 mengalami penurunan signifikan 30,56% atau turun Rp 0,71 T dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 1,60 T, terdiri dari UPB sebesar Rp 1,44 T dan UPK sebesar Rp 165 M, tandas Amanlison.
“Berkaitan dengan hal tersebut, KPwBI Prov. Kalsel telah memperpanjang jadwal layanan penukaran uang tunai dari 29 April – 20 Mei 2020, menjadi hingga 15 Juni 2020. Penukaran uang oleh masyarakat dapat dilakukan di kantor cabang bank-bank umum yang ada di Kalsel,” pungkas Amanlison.
Kebijakan Sistem Pembayaran di Masa Pandemi COVID-19, dengan adanya pandemi COVID-19 membuat integrasi ekonomi dan keuangan digital semakin diperlukan, di mana digital payment memiliki peranan yang sangat penting.
“Dalam kondisi new normal, implementasi QRIS TTM (tanpa tatap muka/contactless) oleh pelaku usaha maupun masyarakat diharapkan mampu mencegah penyebaran COVID-19, mengingat terdapat 2 (dua) pasar tradisional yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan, beber Amanlison.
“Hingga saat ini terdapat 36 industri yang terdaftar sebagai PJSP QRIS dan terus bertambah. Untuk mendukung peningkatan merchant QRIS khususnya di masa pandemik, Bank Indonesia bekerjasama dengan Industri untuk melakukan pendaftaran merchant QRIS secara online,” ungkapnya.
MANFAAT QRIS
Masyarakat : Keren dan kekinian, Transaksi cepat dan pengeluaran tercatat, Aman dan terlindungi karena diawasi BI, Efisen tanpa uang kembalian dan bebas biaya. Lebih higienis tanpa kontak fisik.
Pedagang (Merchant) : Mengikuti tren sehingga meningkatkan penjualan, Menerima pembayaran secara higienis, Transaksi tercatat dan langsung masuk rekening. Efisen tanpa uang kembalian dan bebas risiko pencurian serta uang palsu. Membangun credit profile dengan mudah.
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Flow trend dan persiapan menuju New Normal, Stickiness dari existing customer dan menarik customer base baru, Persiapan implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda. Sumber dana murah dan income baru (MDR). Segmen market baru, khususnya debitur segmen. (Ais/Mzr/Tabloid Prospek Banjarmasin)