Inspektorat Jenderal Kementrian Desa, PDT  dan Trasmigrasi RI,  Dr. Yusep Fatria, SIP, M.Si, : “Setiap Kader PMD Harus Punya  Jiwa yang Ikhlas, Berpikir dengan Otak Kanan dan Menguasai Teknik Berkomunikasi”

Usai Pelatihan Para Kader PMD yang dilatih di Balatmas Banjarmasin dari tanggal 10-14 dari berbagai desa dari Kabupaten Tanah Laut sebanyak 40 orang berfoto bersama dengan Irjen Kemendes, PDT dan Transmigrasi RI Dr. Yusep Fatria, dan Pelatih. (foto : mzr)

Banjarmasin, mediaprospek.com–Inspektorat Jenderal Kementrian Desa, PDT, dan Trasmigrasi RI Dr. Yusep Fatria, SIP, M.Si, Kepala Balatmas Banjarmasin Pepen Ependi yang diwakili oleh Jafarudin serta para pelatih, pada acara penutupan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (KPMD) Angkatan VII dan VIII  di Balai Latihan Masyarakat (Balatmas) Banjarmasin, pada Minggu (14/4), kepada para kader PMD, dalam sambutannya, mengatakan bahwa setiap kader harus punya  jiwa yang ikhlas, berpikir dengan menggunakan otak kanan dan bisa menguasai Teknik berkomunikasi.  Pertama, dengan mengutamakan keikhlasan atau akhirat maka akan mendapatkan dunia ini, janganlah hanya mencari dunia saja, di mana akhirat tidak akan didapat.

Pada akhir acara Para Kader PMD yang dilatih di Balatmas Banjarmasin dari tanggal 10-14 dari berbagai desa dari Kabupaten Barito Kuala (Batola) sebanyak 40 orang berfoto bersama dengan Irjen Kemendes, PDT dan Transmigrasi RI Dr. Yusep Fatria dan Pelatih. (foto : mzr)

“Jadi kita bisa berpikir dengan menggunakan otak kanan. Mudah-mudahan akan bisa mendorong semangat para kader sekalian, karena hal ini tidak mudah. Dalam pelatihan, teori itu gampang. Namun ketika kita jalani susahnya minta ampun,”, ujar Yusep .

“Bapa ibu sekalian tentunya lebih paham akan  hal tersebut. Ini sebenarnya sebagai trigernya saja atau pemicunya , yang lebih paham bagaimana mengendalikan itu adalah bapa ibu sekalian, karenanya kunci yang lain adalah koordinasi, kreatif, Inovatif, ikhlas, berpikir dengan otak kanan dan komunikasi. Itu menjadi lebih penting, karena secerdas dan sehebat apapun bapa ibu, selama tidak bisa mengendalikan diri dan jelek dalam komunikasi tidak akan bisa menyampaikan apa sebenarnya yang ada dalam pikiran, “kata Yusep.

Kalau tidak ada komunikasi, maka tidak akan bisa efektif dengan baik, karenanya komunikasi menjadi hal yang sangat penting.

Yusep menjelaskan bahwa, “Mohon maaf misalnya kepala desanya, tipikelnya kita tahu, bila dibawa bicara yang berat-berat tidak akan nyambung, ya sudah yang ringan saja yang to do point (yang penting dan intisarinya saja_red), nah  itulah tekhnik komunikasi. Di sini dibutuhkan kecerdasan emosional bapa ibu sekalian, tapi dasarnya adalah niat kita ingin berbuat yang terbaik selama kita masih bisa, jangan kemudian jadi sesalan setelahnya, “katanya.

Besar harapan terhadap para kader, “Kami di Kementerian desa itu memiliki 4 program yakni, pertama, Embung. Kedua, Prukades. Ketiga, Bumdes, dan keempat, Surga desa. Siapa sebenarnya yang mensosialisaskan ini, siapa yang kemudian mendorong ini, siapa lagi kalau bukan bapa ibu sekalian. Jadi sinergitas antara kita itu harus selalu ada, karenanya tantangan selanjutnya adalah bukan sampai disini saja. Tantangan selanjutnya yang lebih berat adalah bagaimana mengimplementasikan ini, karenanya diperlukan komunikasi yang berkelanjutan, dalam hal ini jangan putus komunikasi antara kader Kabupaten Tanah Laut (Tala) dengan kader Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan  Balai serta Provinsi, “harapnya.

“Intinya adalah komunikasi itu harus dibangun dengan media, dengan pertemanan, sharing informasi, sehingga tujuan utama adalah membangun desa. Mudah-mudahan nanti dengan sharing seperti ini akan ada desa wisata, akan ada desa centra, centra peternakan, centra kuliner dan lain-lain. Ini akan berdampak pada ekonomi serta masyarakat sekitarnya. Jadi seorang kader KPMD jangan berkecil hati, banggalah, karena para kader dipercaya untuk bisa menjadi motivator, penggerak dan juga sekaligus untuk mengelola desanya, “ujar Yusep mengakhiri sambutannya.

Budiarjo salah satu pelatih mengatakan bahwa materi yang disampaikan, khusus untuk Batola dan Tanah Laut,  adalah sifatnya yang menyentuh langsung ke masyarakat, karena kader nantinya pada saat turun di lapangan, bertugas mendampingi desa, mereka akan memberikan solusi-solusi yang sesuai dengan aturan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di desa.

“Walaupun di sisi lain, kawan-kawan pendamping desa itu juga ada. Tetapi pada intinya mereka kan orang-orang setempat yang memang mengetahui kondisi di desanya, kondisi-kondisi yang ada di desanya, kekurangan-kekurangan apa yang ada di desa mereka. Itu sebenarnya kita harapkan kenapa pelatihan ini ada, karena apa, karena pada intinya mereka sendirilah yang tahu persis kondisi di wilayahnya, “katanya.

Materi yang diberikan juga berbeda, makanya dalam pelatihan ini peserta dari Kab. Batola dan dari Kab. Tanah Laut ini tidak digabung, Batola tersendiri, Tanah laut tersendiri. Artinya penyampaian yang disampaikan oleh pelatih disesuaikan dengan kondisi wilayah kabupaten masing-masing.

Misalnya Kab. Batola yang  wilayahnya adalah pesisir,  maka materi yang disampaikan adalah pemberdayaan  untuk mendampingi masyarakat yang khusus wilayah bawah, daerah pesisir. Sedangkan Tanah Laut adalah daerah-daerah pegunungan yang beda potensinya antara Batola dengan Tanah Laut. Kalau di Tanah Laut potensinya ada perkebunan-perkebunan dan tanaman keras, sementara di Batola adalah memang wilayah pertanian.

“Dari Batola kita melihat potensi yang ada di Batola  kan tidak mungkin kalau potensi yang ada di Batola kita samakan dengan potensi yang ada di pegunungan seperti di Tanah Laut. Di Batola seperti di daerah Tabunganen adalah potensinya perikanan laut. Sementara kalau kita lihat di daerah tengah seperti Wanaraya, Belawang itu potensinya adalah peternakan, perkebunan jeruk. Kalau kita lihat lagi kembali di daerah ujung daerah Cinta Puri Kecamatan Kuripan potensinya lain lagi. Jadi potensi-potensi yang berbeda-beda itulah yang mungkin nanti kawan-kawan Kader ini untuk bisa digali. Itu saja sebenarnya kalau kita lihat, “ujarnya.

Budiarjo mengakui bahwa selama dirinya melatih di Balatmas, inilah kader pemberdayaan yang bagus dari segi semangat, pelatihannya, karena dalam pelatihan ini tidak hanya diberikan ilmu teori saja melainkan juga dengan praktek bagaimana mereka mendampingi nanti kawan-kawan di desa.

“Artinya praktek bicara, karena kita lihat para kader ini potensi untuk mendampingi dan mengawal desa cukup lumayan tinggal menambah ilmunya saja lagi. Mereka para kader KPMD ini sebenarnya sudah familiar untuk mendampingi masyarakat di desa dan adalah orang-orang terpilih di desa yang memang potensial untuk dilatih, ujar Budiarjo mengakhiri pembicaraan.

Ahmad Fauzi salah seorang peserta dari Kecamatan Bati-Bati Desa Ujung Kab. Tanah Laut mengatakan bahwa materi yang diberikan selama empat hari pelatihan cukup membekalinya untuk dibawa ke desa, karena di dalam pelatihan tersebut diajarkan tentang bagaimana pengelolaan keuangan desa seperti apa, cara membuka SDM masyarakat.

“Sebelum pelatihan ini memang sudah ada ilmu untuk mengelola keuangan desa, cuma untuk SDM masyarakatnya kadang kurang mengerti tentang arti penggunaan keuangan desa tersebut, “ujarnya.

“Masyarakat mengira bahwa keuangan desa tersebut bisa dipakai semaunya, padahal tidak seperti itu peraturannya, ada peruntukannya, ada link nya masing-masing. Jadi kami disini sebagai KPMD dilatih untuk menyampaikan kepada masyarakat agar masyarakat mengerti tentang aturan-aturan penggunaan dana desa tersebut, “tambah Fauzi.
Harapan Fauzi setelah pelatihan ini, semoga masyarakat desanya bisa lebih maju lagi, lebih mengerti arti tentang keuangan dana desa.  (Aisyah/zakir)

Check Also

BI Kalsel Genjot Ekspor dan Percepat Penurunan Stunting di Hulu Sungai Utara

BI Kalsel Genjot Ekspor dan Percepat Penurunan Stunting di Hulu Sungai Utara Peresmian griya eceng …