Rosehan NB Siap Maju di Pilkada Tahun 2020  

 

Rosehan NB anggota DPRD Kalsel dari Partai PDIP (Foto/mzr)

Banjarmasin, mediaprospek,com–Dengan ditetapkanya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 pada bulan Desember nanti di sebagian wilayah Indonesia termasuk di Kalsel, semua partai politik dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, sudah jauh-jauh hari menyiapkan diri. Termasuk salah satu anggota DPRD Prov Kalsel yang masih aktif sekarang dan pernah menjabat Wakil Gubernur periode tahun 2005-2010, Rosehan Noor Bahri.

Rosehan sapaan akrab anggota DPRD Kalsel dari partai PDIP ini, mengatakan, persiapan yang sudah dilakukannya, selaku peribadi adalah, dengan telah mengikuti proses-prospes yang ditentukan oleh internal Partai. “Selanjutnya kita mengikuti saja irama yang dilakukan oleh Partai. Sebagai pemain pasti ada loby-loby internal juga. Kemudian melakukan sosialisasi di masyarakat, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, bahwa yang mana yang layak, yang mana tidak, untuk sebuah pemilihan,” kata Rosehan kepada wartawan, sebelum Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kalsel bersama Forkopimda digelar, Senin (8/06/2020).

Menurut Rosehan, di internal PDI, telah melakukan tahapan-tahapan, seperti penjaringan, pengusulan dan kemarin tertundanya karena masalah pandemi covid – 19 ini, sehingga ada beberapa item yang terlewatkan. “Namun dengan adanya keputusan pelaksanaan Pilkada pada 9 Desember tahun ini, PDI dalam waktu dekat pastinya akan menetapkan calon Kepala Daerah, baik itu Gubernur/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota, Bupati/Wakil Bupati, dengan “suka atau tidak suka” bahwa PDIP itu adalah pemenang pemilu,” ujar Rosehan.

“Saya meyakini bahwa PDIP tidak mau hanya menjadi sebagai penonton saja. Oleh sebab itu, pastilah akan mengambil sikap, apakah sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah.  Siapa itu, ya di internal PDI yang merumuskannya. PDIP  tidak usah dilajari lagi, karena PDI ini kan sudah dua kali kan menjadi pemenang Pemilu. Jadi kalau sudah dua kali menjadi pemenang Pemilu, pastinya mereka punya antisipasi-antisipasi, bagaimana ke depan menempatkan kadernya, sebagai salah satu dari dua hal yang diinginkan tersebut,” pungkas Rosehan.

Pada situasi pandemi ini, Rosehan menjelaskan, Calon itu harus selalu siap, tidak ada yang dirugikan dan diuntungkan karena situasi. “Kapan diperintah, ya ayo saja, cuma si Calon sendiri jangan tidur, jangan mempublikasikan kepada publik bahwa sebagai calon, namun orangnya di rumah saja, mana bisa, nanti ujung-ujungnya di hari H nya bagi-bagi duit. Saya tidak suka. Kita meminilisir bagaimana money politik itu tidak terjadi di daerah kita. Kalau di daerah orang, ya urusan orang, kalau calon lain membagi, ya urusan calon lain,” tandas Rosehan.

Selain itu, Rosehan menuturkan, sosialisasi harus tetap terus dilakukan hingga sekarang, menemui masyarakat jangan hanya pada saat dekat Pilkada saja. “Mari kita bersilaturrahmi dengan tidak ada kepentingan apa-apa. Jadi jangan pada saat pemilihan kita yang kasak-kusuk minta pilih, tetapi begitu jadi, mendatangi pemilih tidak ada lagi,” jelas Rosehan.

Ditanyakan, adakah kemungkinan PDIP mengusung sendiri untuk Calonnya ?, Rosehan menjawab,  “Why Not (kenapa tidak_red), politik namanya,  injury time bisa saja terjadi. PDIP siap selama full satu perahu, kalau tidak, berarti harus bekerjasama dengan partai lain, konsekwensinya salah satu dari Notabene yang diinginkan harus diserahkan kepada yang lain. Misalnya sekarang PDIP mau kerjasama dengan Golkar. Kalau Golkar nya banyak, ya PDIP manut saja jadi Wakil. Kalau PDIP dengan partai yang lebih sedikit, sehingga jumlah nominal hitungan satu perahu lebih besar PDIP, masak PDIP jadi Wakil, kan nggak mungkin,” imbuh Rosehan.

“Peluangnya sangat besar, namun saya tidak mengatakan PDIP full main sendiri, karena jumlah kursinya kan hanya 8 kursi saja, jadi harus ketemu tiga kursi. Tiga kursi itu siapa, bisa partai yang lebih banyak, bisa partai yang lebih sedikit. Nah kalau partai yang gabungannya lebih banyak, maka PDIP harus legowo jadi Wakil. Kalau partainya lebih banyak dari yang gabungannya, maka yang di bawah itu otomatis kita serahkan jadi Wakil,” tambah Rosehan.

Selain itu ada pihak yang menginginkannya untuk menjadi Walikota Banjarmasin, Rosehan menjawab, “Ya tidak usahlah, ngapain juga jadi Walikota, setidak-tidaknya sederajat jadi Wagub atau naik jadi Gubernurlah. Kalau mencari jabatan terus, itu tidak tahu diri namanya. Sekarang mulai sah kan,  dimana MK telah memutuskannya. Bagi saya kalau bisa tidak usahlah, cari yang lain saja, yang lain kan lebih banyak,” bebernya. (Ais/Mzr)

 

Loading

Check Also

Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Kalimantan Selatan pada Januari 2024 Tetap Stabil

Banjarmasin, mediapropsek.com– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai kinerja sektor jasa keuangan di …